Selasa, 15 Juli 2008

ASKEP ANAK DENGAN DHF

  1. TEORI Pengertian
    Dengue adalah penyakit virus didaerah tropis yang ditularkan oleh nyamuk dan ditandai dengan demam, nyeri kepala, nyeri pada tungkai, dan ruam (Brooker, 2001)
    Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (Suriadi & Yuliani, 2001).
    DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
    Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).
    Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990).
    Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Seoparman, 1996).
    Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.
    Etiologi

    1. Virus dengue
      Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4. Keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis.
    2.  Vektor
      Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes alboptictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang berperan.
      Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana – bejana yang terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang – lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya ( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari.

      c. Host
      Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan mendapatkan imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever (DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dan dapat pula terjadi pada bayi yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta. 

    Patofisiologi
    Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
    Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
    Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah , menurunnya volume plasma , terjadinya hipotensi , trombositopenia dan diathesis hemorrhagic , renjatan terjadi secara akut.
    Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.
    Tanda dan gejala
    1. Demam tinggi selama 5 – 7 hari
    2. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
    3. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.
    4. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
    5. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
    6. Sakit kepala.
    7. Pembengkakan sekitar mata.
    8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
    9. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).
    Komplikasi
    • Perdarahan luas.
    • Shock atau renjatan.
    • Effuse pleura
    • Penurunan kesadaran.
    Klasifikasi
    1. Derajat I :
      Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
    2. Derajat II :
      Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.
    3. Derajat III :
      Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita gelisah.
    4. Derajat IV :
      Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba.
    Pemeriksaan penunjang
    1. Darah
      • Trombosit menurun.
      • HB meningkat lebih 20 %
      • HT meningkat lebih 20 %
      • Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
      • Protein darah rendah
      • Ureum PH bisa meningkat
      • NA dan CL rendah
    2. Serology : HI (hemaglutination inhibition test).
      • Rontgen thorax : Efusi pleura.
      • Uji test tourniket (+)
    Penatalaksanaan
    1. Tirah baring
    2. Pemberian makanan lunak .
    3. Pemberian cairan melalui infus.
      Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter , K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.
    4. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik,
    5. Anti konvulsi jika terjadi kejang
    6. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).
    7. Monitor adanya tanda-tanda renjatan
    8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
    9. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.
    Tumbuh kembang pada anak usia 6-12 tahun
    Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi tingkat sel. Pertambahan berat badan 2 – 4 Kg / tahun dan pada anak wanita sudah mulai mengembangkan cirri sex sekundernya.
    Perkembangan menitik beratkan pada aspek diferensiasi bentuk dan fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi.
    1. Motorik kasar
      • Loncat tali
      • Badminton
      • Memukul
      • Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara bertahap meningkatkan irama dan kehalusan.
    2. Motorik halus
      • Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan
      • Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain alat musik.
    3. Kognitif
      • Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi
      • Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah
      • Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak awal
      • Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang
    4. Bahasa
      • Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak
      • Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan, kata penghubung dan kata depan
      • Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal
      • Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan
    Dampak Hospitalisasi
    Hospitalisasi atau sakit dan dirawat di RS bagi anak dan keluarga akan menimbulkan stress dan tidak merasa aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan.
    Penyebab anak stress meliputi ;
    1. Psikososial
      Berpisah dengan orang tua, anggota keluarga lain, teman dan perubahan peran
    2. Fisiologis
      Kurang tidur, perasaan nyeri, imobilisasi dan tidak mengontrol diri
    3. Lingkungan asing
      Kebiasaan sehari-hari berubah
    4. Pemberian obat kimia
      Reaksi anak saat dirawat di Rumah sakit usia sekolah (6-12 tahun)
    5. Merasa khawatir akan perpisahan dengan sekolah dan teman sebayanya
    6. Dapat mengekspresikan perasaan dan mampu bertoleransi terhadap rasa nyeri
    7. Selalu ingin tahu alasan tindakan
    8. Berusaha independen dan produktif
    Reaksi orang tua :
    1. Kecemasan dan ketakutan akibat dari seriusnya penyakit, prosedur, pengobatan dan dampaknya terhadap masa depan anak
    2. Frustasi karena kurang informasi terhadap prosedur dan pengobatan serta tidak familiernya peraturan Rumah sakit.
  2. ANALISA DATA
    NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI
    1 Diisi pada saat tanggal pengkajian Berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll Etiologi berisi tentang penyakit yang diderita pasien
  3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    • Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam.
    • Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
    • Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan.
    • Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi
    • Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
    • Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
  4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
    NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN
    1 Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam.
    Volume cairan tubuh kembali normal. Dengan Kriteria Hasil :
    • Turgor elastis
    • Mukosa bibir lembab
    • Muntah (-)
    • Demam (-)
    1. Kaji KU dan kondisi pasien
    2. Observasi tanda-tanda vital ( S,N,RR )
    3. Observasi tanda-tanda dehidrasi
    4. Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infus
    5. Balance cairan (input dan out put cairan)
    6. Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak
    7. Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah oleh keringat.
    2 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
    Suhu tubuh kembali normal.
    Kriteria Hasil :
    • Suhu 36-37 C.
    • Kulit hangat.
    • Sianosis (-)
    • Ekstremitas hangat
    1. Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh
    2. Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak
    3. Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat
    4. Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti terbuat dari katun.
    5. Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 – 2000 cc per hari
    6. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas.
    3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan.
    Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi
    Kriteria Hasil :
    • Nafsu makan (+)
    • BB (+)
    • Mual(-)
    • Muntah (-)
    1. Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi
    2. Timbang berat badan klien tiap hari
    3. Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi sering
    4. Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual
    5. Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).
    6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.
    7. Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet
    4 Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi
    Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit meningkat
    Kriteria hasil :
    • Orang tua tampak tenang
    • Orang tua tidak bertanya-tanya lagi
    • Orang tua berpartisipasi dalam proses perawatan.
    1. Kaji tingkat pendidikan klien.
    2. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit DHF
    3. Jelaskan pada keluarga klien tentang proses penyakit DHF melalui Penkes.
    4. beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya yang belum dimengerti atau diketahuinya.
    5. Libatkan keluarga dalam setiap tindakan yang dilakukan pada klien
    6. Kaji kesiapan untuk pemberian nutrisi enteral
    5 Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trobositopenia.
    Perdarahan tidak terjadi
    Kriteria hasil :
    • Tanda-tanda infeksi (-)
    • Tidak ada lecet atau kemerahan pada kulit.
    • Jumlah trombosit normal
    1. Kaji adanya perdarahan
    2. Observasi tanda-tanda vital (S.N.RR)
    3. Antisipasi terjadinya perlukaan / perdarahan.
    4. Anjurkan keluarga klien untuk lebih banyak mengistirahatkan klien
    5. Monitor hasil darah, Trombosit
    6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi ,pemberian cairan intra vena.
    6 Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
    Shock hipovolemik dapat teratasi
    Kriteria hasil :
    • Kesadaran compos mentis
    • Mukosa bibir lembab
    • Turgor elastis
    1. Observasi tingkat kesadaran klien
    2. Observasi tanda-tanda vital (S, N, RR).
    3. Observasi out put dan input cairan (balance cairan)
    4. Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi
    5. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan..

3 komentar:

Entri Populer